“Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya.”
– W. R. Supratman
Lebih dari 90 tahun yang lalu, sejak diperdengarkan di kongres pemuda, W. R Supratman telah memberi sinyal melalui lagu cipataannya bahwa untuk mejadi “Indonesia Raya” dibutuhkan pembangunan jiwa dan badan para rakyatnya. Kini lagu ciptaan W. R. Supratman itu telah menjadi lagu kebangsaan kita yang selalu dikumandangkan di setiap acara kenegaraan maupun acara resmi lainnya.

Kata “raya” dalam frasa Indonesia Raya menurut KBBI Kemendikbud berarti besar; bukan hanya dalam arti luas wilayah namun juga besar dalam segi mutu sebagai bangsa dan negara.
Kini setelah 74 tahun Indonesia merdeka bagaimana kondisi SDM Indonesia saat ini? Sudah mampukah SDM kita membangun Indonesia menjadi Indonesia Raya, Indonesia yang produktif sehingga menjadi negara yang besar?
SDM Unggul Menjadi Fokus Pemerintah
Pada periode kedua kepemimpinannya, Presiden Jokowi fokus pada pembangunan SDM, setelah lima tahun periode pertama telah fokus pada pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan antar-wilayah Indonesia.
Pembangunan SDM jika dihubungkan dengan sepenggal lirik lagu kebangsaan kita, yang saya kutip di atas, dapat kita simpulkan bahwa untuk membangun Indonesia sebagai suatu negara dan bangsa dibutuhkan insan-insan yang berjiwa tangguh dan berbadan kuat serta sehat.
Jiwa dalam hal ini meliputi pikiran, perasaan dan mental. Maka SDM yang unggul sebenarnya adalah insan yang menikmati pendidikan bermutu dan yang merasakan layanan kesehatan yang berkualitas. Kebutuhan pertama tentulah untuk menjadikan mereka terampil, berpikir kritis, kreatif dan berdaya saing, sementara yang kedua untuk menjadikan SDM kita berbadan sehat dan kuat.
Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pemerintah sedang memulai reformasi pendidikan dengan program ‘Merdeka Belajar’. Dengan ‘Merdeka Belajar’, guru dan sekolah diberi kemerdekaan untuk menjalankan pembelajaran sesuai dengan visi sekolah; siswa didorong untuk belajar sesuai dengan kebutuhan mereka dan dunia kerja, bukan lagi karena ujian; kurikulum dibuat lebih sederhana sehingga siswa tak lagi dididik untuk menghafal tapi untuk berkarya dan berdaya cipta.
Sementara Kementerian Kesehatan melalui program ‘Revolusi Puskesmas’ lebih fokus pada bagaimana promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, bukan lagi pada penyembuhan. Dengan demikian masalah kesehatan seperti tengkes, obesitas, dan penyakit degeneratif dapat ditangani secara dini melalui layanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat.
Kita perlu mengapresiasi gebrakan-gebrakan dari dua Kementerian tersebut yang memang memegang peran sentral dalam pembangunan SDM di masa kini dan nanti. Namun ada hal yang bagi saya sangat penting dan sangat mendasar yang perlu diperhatikan dalam pembangunan SDM unggul; yakni mendorong setiap rakyat Indonesia untuk mampu menerima keragaman dan perbedaan. Menerima keragaman dan perbedaan kadang dianggap enteng dan tak genting untuk diupayakan, karena terlihat tidak berhubungan langsung dengan ekonomi negara. Namun benarkah demikian?

Beberapa Masalah karena Keragaman dan Perbedaan
Mari kita lihat beberapa masalah yang ditimbulkan karena ketidakmampuan SDM bangsa dalam menerima keragaman dan perbedaan.
1. Kontraproduktif
Akhir-akhir ini media sosial selalu diwarnai dengan perdebatan dan pertengkaran tentang perbedaan dan keragaman. Perdebatan dan pertengkaran di jagat media sosial seolah tak pernah berakhir, selalu ada saja isu untuk diperselisihkan. Energi dan waktu anak bangsa yang dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomis, hanya habis dengan pertengkaran yang seharusnya dapat kita terima dengan arif dan bijaksana.
2. Tercerabut dari akar budaya
Adat dan budaya warisan para leluhur sebenarnya membuat kita berbudi dan berperilaku baik. Namun beberapa pihak yang tidak mampu memahaminya mengganggap bahwa adat dan budaya yang tidak sesuai dengan pemahaman mereka harus ditinggalkan, bahkan dilarang untuk dilaksanakan. Pembubaran pelaksanaan Sedekah Laut di Bantul oleh ormas tertentu menjadi salah satu buktinya. Padahal di sampit membuat kita berbudi, adat dan budaya punya potensi ekonomi.
3. Menjadi tertutup dan picik
Orang yang tidak menerima perbedaan dan keragaman merasa diri superior dibandingkan yang lain. Hal ini membuat mereka hanya mau bergaul, bekerja, dan belajar dengan kalangan mereka sendiri. Penolakan terhadap agama dan etnis tertentu untuk tinggal di indekos di suatu daerah menjadi salah satu buktinya. Padahal untuk menjadi maju, kita butuh SDM yang selalu terbuka untuk belajar dari berbagai sumber tanpa melihat latar belakang etnis dan agama; dan bekerja sama dengan banyak pihak.
4. Terorisme
Cobalah lihat kembali deretan aksi teror yang terjadi di negara kita tercinta sepanjang 2019. Mulai dari bom Sibolga, bom Kartasura Sukoharjo, penyerangan Polsek Wonokromo Surabaya, dan penusukan Mantan Menkopohukam, Wiranto adalah aksi teror yang dilakukan karena sentimen agama, yang pada dasarnya ingin memusnahkan orang-orang yang berbeda dengan mereka.
5. Konflik sosial
Sudah banyak pelajaran bagaimana konflik sosial terjadi karena perbedaan yang terus dipertajam. Konflik etnis di Sampit, konflik antar-agama di Maluku dan Poso menjadi pelajaran bangsa yang harus selalu kita ingat.
6. Disintegrasi bangsa
Ketidakmampuan seseorang untuk menerima keragaman dan perbedaan membuatnya cenderung melakukan tindakan diskriminatif pada orang yang berbeda dengan mereka. Korban diskriminasi yang merasa tidak terterima oleh pihak lain akan memicu keinginan memisahkan diri dari wilayah Indonesia.

Hal-hal di atas memberi kita gambaran bagaimana SDM yang tidak memiliki kemampuan untuk menerima perbedaan dan keragaman akan mengganggu pembangunan ekonomi negara. Investor menjauh, aktivitas perekonomian terganggu, baik dalam ekonomi lokal maupun level internasional. Mustahil Indonesia menjadi negara produktif dengan kualitas SDM seperti yang digambarkan di atas.
Kadin sebagai lembaga yang ikut terlibat aktif dalam pembuatan dan implementasi kebijakan ekonomi Indonesia perlu mengusahakan agar pembangunan SDM unggul tak hanya berkaitan dengan tenaga siap pakai, namun juga memiliki kemampuan untuk menerima perbedaan dan keragaman.
SDM dengan kemampuan yang dimaksud bukan saja dapat menerima perbedaan dan keragaman secara pasif, namun juga mampu belajar dari beragam orang dan berbagai sumber serta mampu bekerja sama dengan orang-orang yang berasal dari beragam latar belakang.
Dengan demikian akan mudah bagi SDM kita untuk memiliki kualifikasi internasional, karena selalu terbuka dengan hal-hal yang baru di luar dari apa yang sering mereka lihat dan saksikan, sehingga Indonesia produktif menjadi suatu keniscayaan.
Aku nggak habis pikir dengan orang-orang yang begitu sulit menerima perbedaan. Padahal kalau mau disadari, yang namanya perbedaan bukan hanya terhadap lawan politik yang kesannya jauh. Di rumah saja, kita bisa banget punya pandangan berbeda dengan orangtua atau adik dan kakak. Tentunya karena manusia diciptakan dengan pemikirannya masing-masing. Lebih memprihatinkan lagi kalau sikap tidak bisa menerima perbedaan tersebut mendorong seseorang untuk melakukan tindakan anarkis. Kapan majunya bangsa ini kalau lebih banyak memikirkan adu mulut dibandingkan duduk bersama dan bekerja keras membangun bangsa.
Bener banget mbak. Setiap manusia kan unik, jadi wajarlah kalo kita berbeda. Dari perbedaan kan kita bisa saling belajar
Temanya lumayan berat bagi saya, bacanya mesti pelan-pelan biar lebih paham. Jadi yang harus dihighlight adalah mampu mwnerima perbedaan dan keragaman, demi terciptanya SDM unggul. Yah meskipun kadangkala susah penerapannya dibanding membaca teori, tetap ga boleh patah semamgat dan kehilangan harapan, ya nda?
Ha-ha-ha, berat ya mbak. Ga kok.
Bener banget kak, bagaimanapun kita sebagai bangsa Indonesia ya sudah seharusnya bisa menerima keragaman dan perbedaan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia yang unggul. Semoga Kadin pun dapat bersinergi di dalamnya yaa
Iya, perbedaan adalah rahmat.
Benar nih, SDM kita perlu dibangun dan dibina sejak dulu malah harusnya, hehe. Pembinaan SDM ini gak hanya di sekolah or instansi pemerintah saja namun sejak usia dini oleh orangtua. So, akhlak dan adab yang lebih utama daripada ilmu
Iya, betul sekali
Itulah kenapa pendidikan beragama dan bernegara harus dimulai sejak kecil, agar generasi penerus bisa memahami dan menerima perbedaan. Perbedaan akan indah apabila semua orang menyadarinya
Iya mbak. Ga akan ada lagi pertengkaran dan konflik hanya karena perbedaan.
SDM yang menerima perbedaan dan keragaman saat ini mesti digalakkan. Karena yang ada banyak yang lupa jika Indonesia ini beraneka. Hiks!
Ulasan yang menarik, Mbka
makasih mbak Dian. Iya. Bhineka tunggal ika.
Setuju Pendidikan dan kesehatan menjadi kunci utama untuk melahirkan SDM Indonesia yang unggul.
Iya mbak. Jiwa dan raga manusia Indonesia.
Menerima perbedaan. Menerima kebhinekaan. Itu sangat penting agar jadi SDM unggul dan berkarakter. Very well said Mbak.
Bhineka Tunggal ika, mbak ya.
Dukung banget program pemerintah untuk mewujudkan SDM unggul ini, anak sedari sekolah dasar sudah harus dibekali akan pendidikan karakter yang kuat yang dapat menempa mental ketika besar nanti, juga diharapkan dapat berkarya dengan mandiri.
Mantap mbak, sepakat.
Setuju mb…toleransi adalah yang utama. Tanpa itu, potensi SDM yang kita punya tidak akan dapat dimaksimalkan. Karena meributkan perbedaan yang ada. Padahal sejarah membuktikan selama ini kita mampu menjadi sebuah bangsa yang besar karena mampu hidup berdampingan.
Sejarah juga membuktikan kalo kemerdekaan dapat kita raih karena kita bersatu dan saling menerima perbedaan
Nice article
Makasih dek
SDM unggul tentu saja SDM yang kolaboratif, bukan eksklusif. Dalam konteks kebinekaan Indonesia, eksklusivitas itu tidak berguna. Kita semua harus sama dan semangatnya harus kolaboratif demi kemajuan bangsa ini di semua tatanan.
Setuju mbak. Ekslusivitas bikin kita terkungkung, ga berkembang.
Dalam memperbaiki SDM, ada baiknya mengajarkan untuk tidak berbohong.
Karena sekali berbohong, akan dilanjutkan dengan kebohongan-kebohongan berikutnya.
Dan dampak kebohongan itu bukan hanya dosa buat dirinya sendiri, namun berdampak pada orang lain.
Apalagi yang gemar berbohong ini sosok yang mempunyai kekuasaan. Dampak kebohongannya akan menimpa pada masyarakat banyak.
Kok ga nyambung ya mas. Ha-ha-ha
Memang benar, Mbak Husna. SDM unggul harus sehat jiwa dan raga. Dan semua itu harus dibangun sejak dini ya, Mbak.
Dan pastinya dengan keanekaragaman Indonesia ini, pastinya akan hadir SDM-SDM yang unggu ya, Mbak. mereka akan saling mendukung, saling mengisi, untuk membangun Indonesia. Aamiin.
Iya mas. Amiin
Menjadi SDM unggul, pastinya kudu yang positif dan berpikiran terbuka ya.
Saya rasa, kalau kita selalu open minded, kita nggak bakal terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin menghancurkan keseragaman tersebut 🙂
Harus open minded mbak, saya setuju
Keragaman dan perbedaan merupakan khazanah manusia agar terjalinnya hubungan sosial dan kemanusian untuk terbentuknya peradaban yang baik.
Benar sekali
Bhineka tunggal ika juga seharusnya ditanamkan ke generasi muda
Iya setuju
Tulisan bagus dan menginspirasi. Semoga SDM kita juga makin sasar membaca, agar punya fondasi nalar yang kuat. Dengan demikian jadi berkualitas. Tidak seperti sekarang ?
Makasih udah mampir ya, mas. Benar banget, literasi juga dibutuhkan dalam pembangunan SDM berkualitas.
menarik dan inspiratif
Makasih nisa
Artikelnya menarik dan inspiratif…
Makasih Sisi
Kalau SDM mau maju, tentu kita tidak boleh menutup diri dari segala bentuk perbedaan. Justru perbedaan itu untuk saling melengkapi dan saling mendukung satu dengan yang lain. Artikelnya sangat menarik dan mengispirasi.
Iya benar. Sepemirkiran kita,Ses. Makasih ya udah mampir
Nah ini yang kadang orang susah yah kak, menerima perbedaan dan keragaman. Ternyata dalam praktek nya ga semudah diucapkan. Semoga kedepannya generasi muda kita bisa lebih cerdas dalam menyikapi nya untuk kedepannya demi kesejahteraan bersama dan bangsa
Dengan menyadari bahwa setiap orang dilahirkan dengan keunikan masing-masing, mudah bagi kita untuk menghargai perbedaan dan keragaman.
SDM memang harus terus mau menerima segala perbedaan dan harus terus mau belajar baik belajar di dalam negeri maupun liar negeri sehingga mampu bersaing ke tingkat international dengan tidak lupa tetap berkarakter dan berideologi pancasila
Setuju kak. Berpikir luas itu butuh pergaulan yang luas
Menarik, kontekstual n solutif….goodluck 🙂
Makasih udah mampir ya pak Doktor
Keberagaman dan perbedaan merupakan anugerah bagi manusia agar dapat bersosialisasi sesama untuk menciptakan kasih dan sayang seluruh umat manusia bahkan seluruh mahluk hidup. Kedamaian, ketenangan, ketentraman, keselamatan dan kemakmuran akan terwujud dalam peradaban manusia. Jika saling menghargai, menghormati, berempati sesama manusia. Tentunya dengan pendidikan yang baik sehingga menciptakan sdm yang unggul agar tercapai peradaban manusia yang adil dan makmur.?
Benar sekali. Sayangnya banyak yang merasa perbedaan adalah ancaman